Seri: Magang Virtual Jarak Jauh by Elvin Janitra #MagangerSae06
Updated: Sep 28, 2021

Seperti judul yg disahkan di atas, perkenalkan aku Elvin anak magang kesekiannya dari markas nya Wong Sae yaitu Studio Sae, akan sedikit berbagi cerita mengenai “Seri-Magang” yang tak terduga karena berbarengan dengan Pandemi Covid-19.
Dari awal kenapa tertarik magang di Studio Sae, karna pernah di "endorse" oleh salah satu alumni Magangers yang kebetulan teman sekontrakan di Jogja. Dari waktu itu, setiap hari jadi sering Stalk-ing IG nya Studio Sae. Oiya btw selama magang virtual, ternyata banyak pengalaman yang tidak selalu berhubungan dengan arsitektur akan selalu terjadi. Salah satunya berproses dalam persiapan event webinar ter-anyarnya Studio Sae, STALK. Beruntung juga dalam magang jarak jauh ini, berkesempatan ikut sampai 4 kali. Ohh ya, btw event ini di organisir oleh divisi lain dari Rumah Gerbong Grup yaitu Visual Affairs & Leon Words, jadi anak magang incharge disana deh.

Ohh ya selain pengalaman berharga di Seri magang non-Arsitektural, Magangers biasanya diajakin ikutan seminar dalam masa ini webinar2 yang pastinya nambah ilmu.
Banyak momen yang terjadi dalam masa magang yang cukup singkat ini, meski jarang berjumpa secara fisik, tetapi usaha yang di persiapkan oleh tim koordinator yaitu Kak Indi & Kak Alvin bisa mendamping kami-kami ini menyelesaikan masa berproses kami di Studio Sae sebagai Magangers.

Ohh ya, kembali ke awal, masa pandemi ternyata memberikan tantangan tertentu kepada diri untuk belajar beradaptasi, bagaimana cara berkolaborasi dengan tantangan jarang ketemu secara fisik dengan tim Studio Sae. Proses magang ini terasa tidak cukup ketika menyadari setelah magang selesai, rasa rindu di deadline, menjadi momen2 yg ingin ku kembali ke Rumah Gerbong hahaha.

Seri Rumah Gerbong, tidak hanya berwujud fisik sebagai bangunan, ketika kita beraktivitas secara langsung, baru sadar bahwa programing ruang, pencahayaan alami, ventilasi, komposisi, detail, material, struktur, dsb. menjadi hal-hal mendasar yang sangat esensial untuk dipelajari selalu. Ketika selalu dilihat, dirasa, dicium, didengar, diraba dari ruang-ruang di rumah gerbong, ruang-ruang di Rumah Gerbong menjadi bahan pelajaran yang mutakhir yang dapat di explore ketika momen di Rumah Gerbong dan lebih dari itu kita turut menyesuaikan budaya yang ada, ada tata cara dan etika yang harus di ikuti ketika kita beraktivitas dalam Rumah Gerbong, yang menjadi basic-rules bagi Wong Sae.
Makan, Minum, Ngobrol, Nyantai, Kerja secara bersama-sama menjadi kultur yang mendorong interaksi anak magang dan tim menjadi cair. Kultur simple berupa candaan Mas Tomy, Kak Alvin ke arsitek mudanya Sae (Reinhard & Cahyo) juga menjadi pil penyemangat ketika berproses magang. Lanjutkan bully nya Maseee…. hahahahaha.
Seri-seri magang berupa hal-hal sederhana seperti project meeting yang sedari seminggu sekali di senin pagi bertransformasi menjadi meeting pagi tiap hari, menjadi momen simple yg membawa kita lebih disiplin dan konsisten, belajar untuk beradaptasi menjadi tantangan lagi haha, sampai sering telatnya join PM, kakak koordinator yang baik hati dan pemaaf pun jadi sibuk menegur kami-kami hehehe, maafkan ya kak ✌🏻.
Keseruan menikmati ruang secara holistik di Rumah Gerbong yang terpaksa harus terhenti karna jarak karna posisi saya akhirnya balik ke Medan, akhirnya setelah itu hanya bisa menikmati secara virtual, berinteraksi, berkerjasama, berhubungan secara virtual dengan tim Wong Sae. Hingga peringatan dan hari besar nasional pun jadi semakin menarik, karena ada hal baru yang harus di siapkan dalam adaptasi masa pandemi ini.

Setelah proses magang selesai, kesadaran akan kondisi pandemi ternyata ada dampak positifnya, dari kemungkinan besar studio dapat menghiring intern dari luar daerah maupun mancanegara, dan pastinya tantangan untuk tetap dapat produktif dalam berkarya. Meskipun banyak seri-seri magang yang mungkin belum berkesempatan dan di dapati dalam masa pandemi ini, tetapi sangat bersyukur dari pengalaman magang ini, jadi belajar beradaptasi bekerja dari rumah. WFH sejatinya terdengar seru tanpa harus keluar rumah dan dsb, tetapi banyak hal dalam berkegiatan di rumah yang harus di pilah-pilah mana yang bisa di kerjain dan tidak dalam waktu tertentu.
Korelasi antara waktu dan aktivitas menjadi tantangan juga dalam kondisi pandemi ini, akan tetapi dari sini saya belajar hal yang berguna banget karna sehabis magang langsung harus tektokan dengan pihak institusi, dosen, teman dsb untuk menuntaskan apa yang belum di tuntaskan sebelum magang.
Dalam proses melewati seri-seri magang virtual ini, rasanya menarik sekali mengingat masa persiapan magang dari mempersiapkan portofolio, cv dan mental pastinya. Untuk itu masa magang menjadi momentum untuk mengetahui dahulu kehidupan yang mungkin terjadi setelah saya lulus nanti.
Sangat bersyukur diberikan kesempatan, diajarkan hingga didampingi oleh seluruh Wong Sae yang sangat fair dalam menghadapi saya ketika magang disini, terutama mas Ario dan mas Bamby yang ketat membimbing meski dengan tantangan jarak jauh. Semoga pengalaman yang didapat dan di alami selama magang, dapat semakin mengkristal ketika mulai belajar di kampus lagi dan hingga lulus nanti, dan juga ketika memulai titik awal di alam arsitektur.
Pengalaman magang ini harapannya menjadi momen yang menyadarkan kalau saya ternyata memilih jurusan yang memiliki ilmu holistik yang mungkin aja bisa jadi arsitek atau yang lain. Akan tetapi dari pengalaman selama magang, semakin memperkuat pilihan setelah lulus dapat berkarya secara konsisten dan lebih baik lagi di arsitektur.
Seri terakhir, saya ingin mengucapkan terimakasih kepada seluruh Wong Sae yang sudah mempersiapkan dari awal ketika saya mulai magang hingga selesai magang. Teruntuk teman-teman magang semasa seperti Bisma, Bunga, Safio, Tiar, Sinta dan Aldi semoga di lain kesempatan dapat bertemu dan juga berkarya bareng hehehe.
Proses yang sulit dilupakan dan akan selalu jadi momen yang tak terlupakan, dari incharge dalam mengerjakan proyek-proyek yang skala besar dan berkontur hingga project yang tipologinya re-adaptive yang sulit di temuin dan anti mainstream menjadi bahan belajar yang sangat menarik. Sayembara juga menjadi momen pembelajaran yang seru, sampai ada sayembara yang gagal terkumpul juga karna beberapa hal dalam proses koordinasi dan interaksi dengan tim sedikit terganggu oleh jarak. Sangat kecewa sih, ga berhasil ngumpulin tapi ambil positifnya saja, karena dalam proses mengerjakannya banyak belajar dan dapat masukan dari senior architect disini.
Untuk itu, semoga seri-seri saya yang sederhana ini bisa berlanjut setelah magang, dan setelahnya ketika lulus dan berkarya nanti, stay tune hehehe. Salam,
Elvin Janitra
Universitas Kristen Duta Wacana