SKlas Serie 2: “TOD Dukuh Atas: Simpul Pergerakan di Jantung Ibu Kota”
Updated: Feb 18, 2022

Jakarta, 27 Mei 2021 — SKlas merupakan kegiatan diskusi yang diadakan oleh Studio Sae, sebagai bagian dari STalk, kegiatan ini diharapkan dapat menjadi media diseminasi desain ruang publik yang baik dalam kaitannya dengan pembangunan daerah, khususnya di DKI Jakarta. Juga sebagai media untuk membangun kesadaran masyarakat akan adanya pembangunan ruang publik yang baik di Jakarta.
Sebagai Ibu Kota, Jakarta memiliki pergerakan transportasi yang sangat sibuk dan vital. Transit Oriented Development (TOD) merupakan sebuah strategi untuk mengoptimalkan mobilitas masyarakat, terkhusus di kawasan Dukuh Atas. Terdapat simpul pergerakan masyarakat yang dilalui oleh beberapa jenis transportasi umum seperti KRL, MRT, KA Bandara, TransJakarta, hingga kendaraan online, bahkan ke depannya akan ada LRT. Karena itu, terdapat ribuan bahkan ratusan ribu orang melintasi kawasan Dukuh Atas untuk beralih moda transportasi untuk melanjutkan perjalan ke tempat tujuan. Melihat pentingnya peran Dukuh Atas sebagai sebuah simpul pergerakan masyarakat, Pemprov DKI Jakarta mulai mengembangkan kawasan ini menjadi kawasan yang multifungsi. Dengan kata lain, mendesain fungsi vital seperti perkantoran, kawasan ekonomi, hingga hunian agar lebih mudah dijangkau oleh masyarakat dengan menggunakan transportasi umum sehingga tercipta sebuah kawasan yang berbasis transit.
SKlas serie 2 yang diadakan pada hari Kamis, 27 Mei 2021 membahas bagaimana ide desain, dan bagaimana desain bisa membawa sebuah kawasan menjadi lebih baik sehingga dapat dijadikan contoh untuk kawasan lainnya. Diskusi kali ini menghadirkan pembicara yaitu Heru Hermawanto (Dinas Cipta Karya, Tata Ruang, dan Pertanahan DKI Jakarta), Nur M. Gito Wibowo (PDW Architects), dan juga Farchad H. Mahfud (PT. MRT Jakarta), dimoderatori oleh Tomy Arief (Studio Sae).

Menurut Gito, sebuah kota harus ‘accessible’ dalam arti dapat dicapai dengan berbagai moda transportasi, baik umum maupun privat hingga pejalan kaki. Ke depannya konsep TOD akan menjadi sebuah trend. Hal ini dikarenakan kemudahan yang ditawarkan oleh TOD dalam berpindah dari satu titik ke titik lainnya untuk beraktivitas. Saat ini, perpindahan dari satu titik ke titik yang lainnya cukup memakan waktu yang lama, secara tidak langsung berdampak pada kesehatan. Selain itu, ‘separasi class’ yang ada di masyarakat juga menjadi salah satu dampak dari pengembangan jaringan transportasi yang tidak terintegrasi. Untuk mengurangi hal tersebut, titik-titik transport hub seharusnya menjadi titik nol pengembangan kawasan yang terintegrasi dengan fungsi-fungsi lainnya.
Farchad menambahkan, sebagai pengelola kawasan, PT. MRT mempunyai mandat untuk mengikuti guideline tata kota dari pemerintah untuk kawasan yang dikelolanya. TOD Dukuh Atas didesain sebagai ruang gerak publik yang menghubungkan beberapa moda transportasi, sehingga visinya adalah menjadikan Dukuh Atas sebagai hub pergerakan. Peran desain yang diinginkan harus mengikuti Pergub untuk memfasilitasi pergerakan warga dari satu moda ke moda yang lain dan kuncinya adalah desain, dengan desain yang tidak atraktif dan tidak lengkap, maka aktivitas pergerakan tidak akan terganggu.
Sama seperti seri sebelumnya, sesi diskusi SKlas Serie 2 ini dilakukan secara online dengan memanfaatkan aplikasi Zoom Meeting disebabkan keadaan masih dalam pandemi sehingga protokol kesehatan harus tetap dilakukan. Partisipan yang hadir di ruang diskusi Serie 02 ini berjumlah 183 orang, dimana angka tersebut kurang dari jumlah pendaftar yang masuk, yaitu 277 orang. Walau begitu, para partisipan baik pembicara dan pendengar tetap sangat antusias dalam diskusi kali ini. Para pendengar juga banyak memberikan respon dan pertanyaan kepada para pembicara, bukan saja mengenai desain, namun juga pertanyaan dari aspek-aspek lain sehingga diskusi menjadi lebih kaya lagi. Acara diakhiri dengan pengumuman pemenang hadiah untuk penanya terbaik di SKlas Serie 2 kali ini dan juga foto bersama.
Yuk nonton recapnya di sini!