SKlas Serie 1: "Masjid Luar Batang sebagai Saksi Sejarah"
Updated: Feb 18, 2022

Jakarta, 17 April 2021 — SKlas merupakan kegiatan diskusi yang diadakan oleh Studio Sae, sebagai bagian dari STalk, kegiatan ini diharapkan dapat menjadi media diseminasi desain ruang publik yang baik dalam kaitannya dengan pembangunan daerah, khususnya di DKI Jakarta. Juga sebagai media untuk membangun kesadaran masyarakat akan adanya pembangunan ruang publik yang baik di Jakarta.
Masjid Jami’ Keramat Luar Batang merupakan salah satu bagian penting dari elemen kawasan Luar Batang. Sejak tahun 1993, Masjid Luar Batang telah ditetapkan sebagai bangunan cagar budaya. Ratusan hingga ribuan pengunjung datang ke Masjid Luar Batang tiap harinya. Melihat fenomena mass tourism yang terjadi, Pemprov DKI Jakarta berpikir rumah ibadah dapat menjadi pilihan destinasi wisata yang baru dan menjadi tourist attraction. Berangkat dari fenomena tersebut, tercetuslah proyek Revitalisasi Masjid Luar Batang. Peran arsitek dalam menyeimbangkan kawasan Luar Batang sebagai kawasan budaya dan wisata religi, dengan kawasan yang berpotensi sebagai kawasan mass tourism, adalah dengan membagi sekuen masjid menjadi 2 bagian. Bagian pertama berupa sirkulasi entry yang besar agar dapat mewadahi kegiatan tourism seperti berkumpul, berfoto, atau sekedar menikmati arsitekturnya. Bagian kedua, pengunjung dibawa masuk ke area yang lebih sakral, yang terdapat barrier air berupa reflecting pond, sebagaimana air menjadi simbol kesucian.

Menurut Condro, keterlibatan arsitek di dalam proses desain Revitalisasi Masjid Luar Batang sangat minim, karena kawasan ini dinilai sangat bersejarah, jadi andil masyarakat akan jauh lebih besar. Konsep dari arsitektur Masjid Luar Batang yang baru berbasis pada fungsi ruang yang dibutuhkan oleh DKM Masjid Luar Batang, karena lebih mengerti prioritas yang harus dijaga di dalam masjid. Perbaikan yang telah dilakukan sampai saat ini meliputi bagian kanopi, plaza, ornamentasi dan detail lainnya. Material yang digunakan di bangunan masjid awal dipindahkan dan dipergunakan kembali di tempat yang lain, sehingga nilai religius dari material tersebut tetap ada. Walaupun menganut arsitektur tropis, Masjid Luar Batang sangat kaya dengan material lain seperti batu, semen, cat, dan baja. Harapannya, proyek ini dapat dijadikan sebagai titik awal kesadaran mengenai pentingnya sebuah revitalisasi terhadap bangunan cagar budaya agar menjadi suatu yang bermanfaat, terutama bagi stakeholder sekitar bangunan tersebut. Tentunya, hal ini memerlukan keterlibatan berbagai pihak dalam menjaganya.
Di sepanjang acara, ditampilkan dokumentasi Masjid Luar Batang pada masa lalu dan juga sekarang. Chemistry yang terbangun antara moderator dan para narasumber membuat jalannya diskusi berlangsung ringan, seru, namun tetap berbobot. Materi yang disampaikan dikuasai dengan baik oleh masing-masing pembicara. Partisipan yang hadir di ruang diskusi Serie 01 ini berjumlah 83 orang, dimana angka tersebut kurang dari jumlah pendaftar yang masuk, yaitu 146 orang. Meski diskusi ini berlangsung secara online melalui aplikasi Zoom Meeting dan tidak semua pendaftar hadir di dalam ruang diskusi, namun antusiasme partisipan cukup tinggi, terlihat dari jumlah pertanyaan yang disampaikan melalui kolom chat box. Sayangnya karena waktu sudah mendekati saat berbuka puasa, hanya 2 pertanyaan yang dipilih moderator untuk dijawab. Antusiasme juga terlihat dengan adanya giveaway bagi penanya dan partisipan yang beruntung.
Yuk nonton recapnya di sini!